|
Oleh: Tiara Rinanty |
Di penghujung tahun 2019, ketika bumi
mencapai titik akhir dari perputaran porosnya. 7 miliar manusia di seluruh
penjuru dunia bersuka cita, menyambut baik kedatangan tahun 2020. Euforia
begitu terasa di malam itu, orang-orang berpesta pora merayakan tahun baru.
Melepaskan harapan dan impian bersama pancaran cahaya kembang api di langit
malam yang dipenuhi oleh bulan dan bintang-bintang, berharap kehidupan di tahun
2020 jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya. Memulai lembaran baru dengan
harapan bahwa kebahagiaan akan selalu menyertai. Namun sepertinya, harapan
hanya tinggal harapan. Ekspektasi tinggi yang dibangun ternyata tinggal mimpi
belaka.
Kemunculan virus Corona pertama di
Wuhan, salah kota di China mendadak menjadi momok menakutkan bagi masyarakat
dunia. Corona jenis baru ini selanjutnya disebut Covid-19 yang memiliki
kepanjangan dari Corona (CO), Virus (VI), Disease (D), dan tahun 2019 (19) yang
mana virus ini pertama kali muncul di tahun 2019, namun mulai menjadi perhatian
dunia sejak 20 Januari 2020. Virus berbahaya ini bisa menyerang siapa saja,
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang bisa menyebabkan penyakit,
mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan paling parah, seperti Sindrom
Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).
Sehingga mau tidak mau, rela tidak rela, ikhlas tidak ikhlas, kita sebagai
calon sasaran penyebaran Covid-19 harus merasakan kekhawatiran setiap pagi
menjelang yang rasanya seperti tidak ada kepastian kapan berakhirnya masa
"pembersihan" ini.
Harapan untuk hidup damai sepertinya
direnggut paksa oleh bencana kali ini. Ratusan ribu korban berjatuhan dalam
rentang waktu 3 bulan pasca kedatangan tahun baru, menginfeksi cepat sistem
pernapasan yang dapat berujung maut. Tangisan, kecemasan dan ketakutan
bercampur aduk menjadi satu. Dunia seakan 'mati' mendadak . Hiruk pikuk
kehidupan kini hanya tinggal cerita. Tidak ada lagi jalanan macet karena
ramainya kendaraan, orang-orang yang berlalu-lalang beraktivitas ataupun
berkumpul bersama menikmati hari kini sudah tidak ada lagi, semuanya
terbelenggu di rumah masing-masing dengan rasa kebosanan yang menemani.
Orang-orang yang pada awalnya sibuk dengan urusan masing-masing, kini saling
berharap dan berdoa agar Covid-19 cepat berakhir.
Cepat membaik, bumiku!
Aku merindukan hiruk pikuk keramaian
sesungguhnya.
ADS HERE !!!