COVID-19 DAN KEDERMAWANAN ISLAM
Oleh:
Dr.
H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil
Dosen IAI Tafaqquh Fiddin Dumai
Versi Pdf
Link Video
disampaikan oleh penulis di Masjid Taqwa Dumai
Pada Sholat Idul Fitri, 1 Sawal 1442 H/ 13 Mei 2021 M
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
*
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،
اَللهُ أَكْبَرُ، * اَللهُ أَكْبَرُ،
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،
* اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ
أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، * وَللهِ
الْحَمْدُ،
اَللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاَ. لآ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ
عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ
رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا
شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا
بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيمِ
أَرَءَيۡتَ
ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١ فَذَٰلِكَ
ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ ٢ وَلَا
يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣ فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ ٤ ٱلَّذِينَ هُمۡ
عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ٥ ٱلَّذِينَ
هُمۡ يُرَآءُونَ ٦ وَيَمۡنَعُونَ ٱلۡمَاعُونَ
٧
Alhamdulillâhi
Rabbil al-âlamîn, segala pujian milik Allah SWT, Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan
suri teladan kita, Rasulullah Muhammad Saw, kepada keluarga dan para sahabatnya
serta kepada seluruh umatnya yang senantiasa menaati risalahnya dan berjuang
tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskan risalah itu ke seluruh
pelosok dunia hingga akhir zaman.
Pagi ini
kita masih lagi merayakan Idul Fitri dalam suasana yang sama seperti tahun
sebelumnya. Bersama Covid-19 yang mewabah kemana-mana. Tidak dapat dipungkiri
wabah ini benar-benar menjadi ancaman kesehatan dan turut pula merusak ekonomi
dan kehidupan sosial keagamaan kita.
Sudah
dua kali puasa dan dua kali lebaran wabah Covid-19 masih saja menghalangi
kegembiraan Idul Fitri yang biasanya dirayakan dalam suasan yang penuh rindu
dendam dengan kedua orang tua ayah dan ibu, saudara abang, adik, kakak, pakcik
dan makcik serta handai taulan di kampung nan permai. Mudik lebaran atau balik kampung
adalah agenda tahunan yang dirindukan. Merupakan tamasya yang memulihkan
kelelahan perantau yang selama ini bekerja memenuhi nafkah kehidupan. Namun malangnya, pada Idul Fitri kali ini sekali
lagi mudik tidak dibenarkan, karena usaha pemerintah menghambat penularan, yang
kini semakin parah.
Musibah
COVID-19 yang kita rasakan saat ini adalah ujian dari Allah SWT. Ada diantara
kita yang saat ini kehilangan orang tua, ibu dan ayah, saudara dekat, teman dan
handai tolan serta tentangga yang disebabkan oleh COVID-19 dipanggil oleh Allah
SWT. Pagi ini kita tidak dapat lagi menyaksikan senyum ceria, canda dan tawa mereka
serta berjabatan tangan saling bermaafan serta menikmati juadah lebaran
bersama. Hanya air mata serta lantunan doa kiranya mereka tenteram disisi Sang
Maha Kuasa.
Mungkin
pagi ini, kegembiraan kita tidak sempurna karena tidak bisa berkumpul bersama dengan
seluruh keluarga. Para Ibu Bapa yang tidak dapat menumpahkan rindu kepada
anak-anak tercinta, untuk beraya bersama. Bahkan mungkin saja istri dan anak2
yang terpisah dengan suami dan ayahnya akibat pekerjaan dan kini tidak dapat
beraya bersma. Anak-anak yang rindu dengan orang tuanya, suadara dan handai
taulan dikampung, yang tidak dapat pulang karena larangan mudik pemerintah
akibat COVID-19 ini.
Semuanya
itu adalah cobaan untuk kita, untuk generasi yang hidup dimasa kita. Karena
semua itu tidak pernah dirasakan dan atau menjadi pengalaman nenek moyang kita
dimasa lalu. Cobaan COVID-19 ini benar2 spesial untuk generasi kita dimasa ini.
Karena ujian itu bukan hanya mengancam kesehatan dan banyak pula yang membawa
kepada kematian. Namun ianya juga telah meluluhlantakkan sendi-sendi ekonomi
dan kehidupan sosial keagamaan kita.
Ekonomi
lumpuh, banyaknya usaha yang bangkrut. Akibat pembatas aktifitas, berdampak
pula pada pengangguran dan PHK, daya beli masyarakat yang melemah juga
berkontribusi pada menurunnya pendapatan Usaha baik besar maupun kecil dan
menengah, sehingga kondisi kemiskinan masyarakat menjadi semakin parah dan
sulit untuk diatasi. Dalam kondisi itulah kita merayakan idul fitri 1442 H ini.
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
Maâsiral Muslimîn rahimakumulLâh
Disaat
kita dan keluarga menikmati juadah hari raya boleh jadi ada tetangga kita yang
tidak mampu menyiapkan apuan hidangan di pagi raya. Anak2 yatim dan piatu yang boleh jadi baru saja kehilangan orang tuanya
disebabkan wabah ini, alangkah sedih dan terpukul nya mereka, demikian pula
halnya dengan para janda yang baru saja kehilangan suami mereka, betapa lebaran
ini amat memilukan dihati mereka.
Untuk
itulah kedermawanan Islam, atau pilantropi Islam menjadi sangat penting untuk
menjawab berbagai persoalan umat dimasa COVID-19 saat ini. Bukankah Allah SWT
telah menyatakan kepada kita sebagaimana Surat Al-Maun ayat 1-7 sebagaiman yang
telah dibacakan diatas yang Artinya: Tahukah
kamu orang yang mendustakan agama. Maka itulah orang yang menghardik anak
yatim. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang
yang sholat. Yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya. Yang berbuat
riya. Dan enggan memberikan bantuan.
Surat
ini diberi nama Al-Maun atau bantuan,
dipetik dari ayat ke tujuh dan terakhir dari suart ini. Al-maun berasal dari kata al
ma’n atau kata ma’unah yang
artinya bantuan. Menurut Saidina Ali bin Abu Thalib, al maa’uun adalah zakat. Sebagian sahabat
Nabi mengatakan al maa’uun adalah
sedekah. Ibnu Mas’ud mengatakan al
maa’uun adalah barang yang biasa dipinjamkan. Sedangkan Ikrimah
merangkum semua pendapat itu. Ia menjelaskan bahwa puncak al maa’uun adalah zakat mal
sedangkan yang paling rendah adalah meminjamkan peralatan rumah tangga.
Surat Al-mauun menjelaskan kepada kita bahwa
memeliharaa anak yatim dan membantu orang miskin yang merupakan bentuk
kedermawanan Islam (Pilantropi Islam)
yang penting dimiliki oleh seorang muslim. Bahkan kedermawanan itu memiliki
konsekuensi terhadap eksistensi Agama dan Sholat se-seorang. Se-seorang yang
tampil dengan wajah agama, rajin kemasjid bahkan tidak ketinggalan dalam
mengikuti pengajian, hanyalah pendusta jika ia tidak peduli dengan nasib kaum
dhuafa anak yatim dan orang-orang miskin dilingkungannya.
Bahkan
Surat ini mengutuk kecelakaan bagi orang yang sholat, yakni orang-orang yang
sholatnya untuk mengeksperikan kesholehannya pada orang lain, supaya dia
dipercaya, dipandang taat Bergama, sehingga masyarakat menambatkan harapan
kepadanya, menjadikannya pemimpin untuk
kalangan mereka. Padahal tidak ada kesan atas Sholatnya itu, yakni kesan sosial
berupa kedermawanan, tidak peduli dengan dhuafa, anak yatim dan orang-orang
miskin. Bahkan lebih parah dari itu, terkadang banyak kita jumpai orang-orang
yang sangat taat dalam beribadah, dengan tampilan kesholehan yang sangat
meyakinkan namun dzholim terhadap bawahannya memakan hak-hak mereka para
bawahan yang lemah, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan posisi dan
jabatan, dan setelah memiliki jabatan bersikap rakus dan korupsi pula.
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
Maâsiral Muslimîn rahimakumulLâh
Sebagai
mana firman Allah dalam Surat Al-Insan, 8-9 :
وَيُطۡعِمُونَ
ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسۡكِينٗا وَيَتِيمٗا وَأَسِيرًا ٨ إِنَّمَا
نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا ٩
Artinya: “Dan
mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan
orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan
tidak pula (ucapan) terima kasih”. (QS. Al-Insan: 8-9)
Ayat ini
menjelaskan tentang kedermawanan, bahwa kedermawanan itu bertujuan hanya
mengharapkan keridhoan Allah SWT. Selain itu, kedermawanan Islam merupakan
cerminan beragama bagi seorang muslim. Rasullulloh
SAW dan para sahabatnya telah mempraktekan hal itu dalam kehidupan mereka.
Menyuburkan Zakat, infak sedekah serta wakaf. Sebagaiman catatan sejarah, dimasa
kepemimpinan saidina Abu bakar Asyidik, beliau memerangi orang-orang musrik
yang enggan membayar zakat. Saidina Ummar bin Khatab pula, ketika menjadi
Amirul Muk’minin, pernah memikul gandum dengan pundaknya sendiri untuk diberikan
kepada keluarga miskin yang sedang kelaparan dan Mewakafkan sebidang tanah di
Khaibar. Demikian halnya Saidina Usman bin Afan, dimana sejarah mencatat bahwa
beliau memiliki kekayaan dan kedermawanan yang luarbiasa, mulai dari membeli
sumur dari seorang Yahudi untuk diwakafkan. Bahkan sampai hari ini rekening
wakaf Saidina Usman bin Afan masih aktif dan memberikan kemanfaatan sosial bagi
umat Islam. Bahkan beliau bersama Sahabat Abdurrahman bin Auf juga pernah mendatangi
Rasulullah dengan membawa hartanya untuk membiayai perang Tabuk, Usman
menyumbangkan seluruh hartanya sehingga mencapai 900 ekor unta dan 100 ekor
kuda. Belum lagi uang yang jumlahnya ribuan dirham. Sementara sahabat
Abdurrahman bin Auf mendonasikan ratusan keping emas. Peristiwa inilah menurut Prof
Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir
Al-Mishbah, menjadi asbabunuzul Surat Al-Baqarah ayat 261 :
مَّثَلُ
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ
يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١
261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui
Sementaraitu,
Saidina Ali bin Abi Thalib pula terkenal dengan semangat pembelaan kepada
orang-orang miskin. Beliau menegaskan bahwa ", Kemiskinan adalah
kejahatan, dan jika dia berbentuk manusia makan akulah orang pertama yang
membunuhnya, sebab setiap kali kemiskinan itu memasuki sebuah kampung, maka
pastilah kekufuran akan menyertainya.
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
Maâsiral Muslimîn rahimakumulLâh
Bulan
Ramadhan adalah bulan kedermawanan, pesan-pesan kedermawanan tersimpul dalam
sabda Rasulullah SAW, yang artinya “Sedekah paling utama adalah sedekah di
bulan Ramadhan.” (HR At-Turmudzi dari Anas). Dan hadist lainnya, "Barangsiapa
memberi makanan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, ia berhak atas
pahalanya tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa." (HR
Ahmad dan Tirmidzi). Hadits-hadits inilah
yang memotifasi kita untuk menyuburkan semangat kedermawanan di bulan Ramadhan.
Infak, sedekah, santunan anak yatim dan dhuafa menjadi sangat marak. Ada yang
melakukannya dengan pemberian ta’jil dijalan-jalan menjelang berbuka puasa, santunan
anak yatim dan dhuafa, dan sampailah akhirnya pada bingkisan idul fitri yang
membudaya dengan sebutan THR.
Ramadhan,
diakhir dengan sedekah wajib, yakni zakat fitrah. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang artinya: “Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah untuk
menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga
untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat
maka zakatnya diterima dan barangsiapa
yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di
antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud).
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
Maâsiral Muslimîn rahimakumulLâh
Latihan
kedermawanan selama Ramadhan hendaknya berbekas dalam kehidupan kita 11 bulan
setelah Ramadhan. Wabah Covid-19 yang tidak jelas kapan berakhirnya ini, harus dapat
ditanggulangi dengan menyuburkan semangat kedermawanan ummat. Zakat harus
terpotensikan dengan baik, dikelola oleh para Amil yang A’lim, demikian pula
halnya dengan infak sedekah dan wakaf hendaknya dapat menjadi penopang dalam
meringankan beban kalangan duafa serta mereka yang terdampak akibat wabah
covid-19 ini. Hapus air mata dan kesedihan mereka para dhuafa, anak yatim dan
orang-orang fakir miskin dengan kedermawanan mu. Bantulah mereka dalam memenuhi
kebutuhan makan minum, tempat tinggal dan sanitasi mereka sehari-hari, beri
kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengecap pendidikan, jangan hanya
janji, urusilah kesehatan mereka, beri kesempatan kepada mereka untuk bekerja
dan berusaha.
Untuk
itu, melalui semangat Idul Fitri 1442 H yang masih diganggu oleh wabah Covid-19
didalamnya, mari kita bertekat untuk menyuburkan kedermawanan Islam,
mempotensikan zakat melalui peninkatan pemahaman dan ketaatan muzaki dalam
membayar zakat terutama pada zakat Mal. Meningkatkan kepercayaan kepada
pengelola zakat terutama BAZNAS, supaya zakat tidak salah sasaran dan
benar-benar dapat menjadi komplementer pembangunan berbasis mustahik.
Meningkatkan sumberdaya Amil, supaya dapat dipercaya karena Amil seyokyanya
adalah mereka yang a’lim.
Demikian
pula dengan infak, sedekah dan wakaf, mari kita semangati supaya berkembang
bukan hanya besifat penyelamatan, namun pada waktunya juga harus digeser
menjadi potensi keuangan sosial yang dapat memberikan kesempatan berusaha dan
bekerja kepada kaum dhuafa.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ
بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah II
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا
وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى
وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٌ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ ... اِتَّقُوْا اللهَ
فِيْمَا أَمَرَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ
قَدِيْمًا: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ، اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.,
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ،
Yaallah Ya Tuhan Kami, disaat ini kami
menadahkan tangan seraya memanjadkan doa kehadirat mu, kiranya Engkau
perkenankanlah Doa Kami
Wahai Allah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyang, Muliakanlah kedua orang tua kami, mereka yang telah membesarkan kami,
yang mengajarkan cinta dan kasih sayang, mereka yang selalu terganggu tidurnya
oleh tanggisan kami dimasa kecil, sekerianya mereka masih hidup, berikan
kesempatan dan kelapangan kepada kami untuk dapat membahagiakannya. Namun jika
mereka sudah tiada, wahai Allah, lapangkanlah kubur mereka, bahagiakanlah
mereka disisi mu dan sampaikanlah segala amal baik yang selalu kami tujukan
untuk mereka.
Wahai Allah tuhan yang memiliki segala
kekuasaan dan keagungan, disaat kami merayakan Idul Fitri 1442 H hari ini, Kami
tengah menghadapi wabah virus Covid-19 , maka lindungilah kami semua dari
bahaya yang ditimbulkannya, Untuk itu, Ya Allah Ya Tuhan kami. Hindarkanlah
kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang
beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara
kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya
Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. ولذكرالله أكبر
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
"Taqabbalallaahu Minna Wa Minkum
Taqabbal Yaa Kariim".
******